Kepada kamu...
Tidak ada seorang pun yang menyukai perubahan. Meskipun setiap perubahan tidak bisa di hindari. Baik kita sadari ataupun tidak. Semua bisa saja terjadi oleh karena berbagai sebab. Tetapi perubahan yang terjadi padaku dan kamu, perubahan yang terjadi pada kita merupakan perubahan yang terjadi dikarenakan waktu.
Aku mengenalmu mungkin lima tahun yang lalu. Jika terlintas difikiran, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tentu sudah banyak hal yang telah terjadi. Tetapi tidak dengan kita. Lima tahun berlalu seperti baru terjadi kemarin. Seperti baru saja aku mengenalmu.
Jika ditanyakan padaku, kapan pertama kali mendengar namamu, tentu kau pun sudah tau bahwa aku mengetahui namamu dari salah seorang sahabat kita, Noi Aswari (@noiaswari). Saat itu memang tidak terbayangkan bahwa aku pun akan turut mengenalmu, dekat dan sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa hubungan kita akan lebih akrab daripada hubunganku dengannya yang telah mengenalkan aku padamu. Secara logikanya, aku mengenalmu karena alam semesta. Karena takdir. Disaat aku sedang sibuk dengan kegiatan jurnalistik ku, dan kamu sibuk dengan 'kontes ratu kecantikan' di kota kita waktu itu. Saat itu kebetulan aku mendapat bagian untuk mencari dan mewawancarai salah satu dari kalian yang berprestasi dan masih berstatus sebagai pelajar. Seingatku, semua itu terjadi di tahun 2007.
Sering kali aku flashback tentang apa yang aku lakukan untuk memulai percakapan pertama denganmu. Aku setengah berteriak memanggil namamu lalu kamu menoleh mencari sumber suara. Ya, lalu kamu menemukan aku. Yang sedikit berbasa-basi lalu meminta nomor kontakmu. Itulah pertama kalinya aku mendengar suara beratmu.
Semua berjalan biasa saja. Tidak ada yang spesial. Tapi entah kenapa, saat itu aku cukup merasa kagum dengan segala pembawaanmu yang lugas dan cerdas. Cantik dan menawan. Aku tidak akan pernah menyangka bahwa segala hal yang terjadi dalam hidupku sejak aku mengenalmu semua terjadi karenamu. Mungkin ini terdengar berlebihan. Tapi inilah keadaannya.
Kamu yang mengenalkan aku dengan Adhian (@adhian), seseorang dari masa lalumu yang kini menjadi seseorang yang juga bagian dalam hidupku. Aku tidak bisa memilih diantara kalian berdua, posisi kalian didalam hidupku sama-sama yang terbaik. Lalu, masa depanku sekarang. Dimana aku kuliah sekarang, semua gara-gara kamu. Kamu yang mengenalkan aku dengan Om Surya, owner Sriwijaya Foundation yang telah mengirim kita ke negara tetangga tersebut. Dengan si A, B, C, dan teman baik lainnya yang semuanya berawal darimu.
Sebetulnya, ada banyak hal lain yang belum aku katakan padamu. Salah satu alasan utamaku untuk pergi merantau ke negara yang sama saat kamu mengenyam pendidikan sarjanamu adalah aku inginkan untuk terus bersama kamu. Aku inginkan hubungan kita tetap erat sama seperti saat kita masih bersama dalam satu kota, negara dan menghirup udara yang sama. Perbedaan kota, waktu dan keadaan membuat komunikasi kita sempat berkurang. Walaupun aku tau, meskipun kita dalam satu kota pun, kita tetap jarang bertemu. Toh, kamu adalah seorang putri kecantikan dengan segala teman dan aktivitas yang tentu saja lebih penting daripada aku.
Lalu, saat aku berhasil menyusulmu ke negara tetangga. Aku berharap kita satu kota, satu kampus, paling tidak kita berdekatan. Ternyata tidak. Tempat kita sangat jauh. Perlu waktu 7 jam yang di tempuh jika menggunakan bus antar kota. Hiburanku saat itu, paling tidak aku menghirup udara di negara yang sama denganmu. Akan mudah untuk bertemu dan berbagi cerita denganmu lagi. Meskipun ternyata aku salah :')
Apakah kamu ingat saat kamu membawakan novel 5cm ku saat kamu baru pulang dari tanah air? Dan aku menyusulmu ke Kuala Lumpur hanya untuk mengambil novel itu. Sejujurnya, aku tidak menginginkan novel itu. Kalau kamu mau tau, sampai novel tersebut di jadikan layar lebar, aku masih belum selesai membacanya. Alasanku cuma satu dan mungkin tidak pernah kamu sadari, aku hanya ingin bertemu kamu dan berbagi sedikit cerita denganmu. Itulah sebabnya aku rela menempuh waktu 7 jam perjalanan hanya demi 10 menit pertemuan :)
Keinginanku sebetulnya sederhanya. Hanya ingin menghabiskan waktu yang banyak denganmu, berbagi cerita dan membuat memori untuk masa depan kita. Itulah kenapa, kita tidak memiliki banyak foto bersama. Karena kita terlalu sibuk membuat dan berbagi cerita. Karena menurutku pribadi, foto terindahku denganmu hanya tersimpan didalam memoriku. Sesederhana itu.
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Kamu telah lulus dan bekerja. Tahun ini pun kamu akan menikah dengan pujaan hatimu, kurang dari 6 bulan lagi. Ah, kamu akan segera memiliki kehidupan baru dan menjadi milik orang lain. Atau mungkin kamu akan hidup di kota lain mengikuti suamimu.
Sungguh perubahan yang cepat. Tanpa kita sadari tanpa kita bisa hindari. Waktu terus berlalu dan tidak akan pernah menunggu. Begitulah kisah persahabatan kita. Yang selalu jauh direntang waktu.
Terakhir, aku minta maaf atas segala keterbatasan dan kekuranganku. Aku memang bukan seseorang diharapkan untuk menjadi seorang sahabat yang baik untukmu. Tetapi tidak mungkin pula untuk menepis takdir, bukan? Ini adalah surat pertama di #30HariMenulisSuratCinta yang kutulis. Dan tulisan pertamaku ini kupersembahkan untukmu. Kepada kamu, sahabatku Nanda Alhumaira (@alhumaira) yang telah memberikan banyak perubahan untuk hidupku.
Lovesssss,
Trianti Ayu Amelia
Trianti Ayu Amelia
No comments:
Post a Comment