Saturday 3 November 2012

Berbicara Tentang Cinta

Bonjour!

Bagi sebagian orang, berbicara tetang cinta merupakan hal yang sensitif. Sama seperti halnya berbicara masalah keuangan. Iya kan?

Cinta sendiri menurut banyak orang adalah sesuatu yang tidak terdefinisikan. Menurut saya sendiri, cinta itu sesuatu yang aneh. Kadang bisa membuat kita bahagia, bahkan sangat bahagia. Ataupun Sedih hingga hampir bunuh diri. Cinta bisa membawa banyak perubahan, negatif atau positif. Reaksi yang dihasilkan cinta pun bermacam-macam. Memang, belum ada teori solid yang menjelaskan tentang ini. Bahkan, belum ada obatnya sama sekali karena hal ini. Bagaimana bisa dicari obatnya? Penyebab datangnya cinta pun tidak bisa di definisikan.

Sejujurnya saya sendiri sudah lama tidak merasakan jatuh cinta. Sejak berakhirnya percintaan saya april 2011 lalu (Kalau tidak salah) dan hingga saya menuliskan ini, berarti sudah memasuki 1 tahun 7 bulan saya single. Lebih lama daripada hubungan yang saya jalani dengannya. Tidak, itu bukan hal yang tragis menurut saya. Yang lebih tragis adalah saya bahkan lupa rasanya jatuh cinta itu seperti apa. Bagimana rasanya mencintai dan dicintai. Lupa rasanya bagaimana memiliki dan dimiliki. Sepertinya apapun yang terjadi, saya pun tidak terlalu peduli dan ambil pusing soal apapun. Yang ada hanyalah diri saya. Selama 1 tahun 7 bulan single, alhamdulillah saya tidak terlalu merasakan 'galau', 'kesepian' atau hal-hal yang identik dengan negatif lainnya. Alhamdulillah saya dikelilingi oleh teman-teman yang baik. Dan lebih alhamdulillah lagi saya sangat menikmati kesendirian saya.Menurut saya, ada kebahagiaan tersendiri untuk melakukan hal-hal apapun sendirian. Kesendirian justru akan membuat saya berfikir dan figure out apa yang akan saya lakukan untuk masa depan saya dan apa yang telah saya lakukan di masa lalu.

Bukan, ini bukan denial. Ini fakta. Saya menuliskan ini bukan karena saya takut di cap jomblo. Lah, kalaupun memang jomblo memang kenapa? :p

Saya akui memang saya sempat dekat dengan beberapa orang. Bahkan tidak lama sejak saya putus. Tapi, kenapa rasanya hati ini enggan? Entah kenapa rasanya hati ini sungkan? Pada saat itu, dibenak saya hanya ada fikiran "oh, mungkin karena saya baru saja merasakan kandasnya percintaan sebelumnya, itulah sebabnya hati ini belum siap menerima siapapun." Masuk akal. Tapi sekarang? Bahkan sudah lebih dari satu setengah tahun sejak kejadian tersebut. Si mantan pun mungkin sudah lama memiliki pengganti diri ini. Sedangkan saya tetap betah saja sendiri. Ada rasa-rasa tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ya, tentu saja itu masalah hati. 6 bulan lalu, saya akui bahwa saya jatuh cinta dengan seseorang. Dia itu unrequited and unintended love sebenarnya. Saya jatuh cinta dengan orang yang tidak terduga dan jatuh cinta dengan orang yang tidak semestinya saya cintai. Awalnya pun saya tidak berniat untuk mencintai dia, bahkan di masa lalu saya pernah bersumpah tidak akan pernah jatuh cinta padanya sampai kapanpun. Well, words just a words. Apa yang bisa kita lakukan disaat hati memilih dia, meskipun dia adalah orang yang salah?

Saya sendiri tidak menampik bahwa saya jatuh cinta padanya karena dekatnya hubungan kami dan seringnya pertemuan dan komunikasi. Otak dan hatipun berkata seirama. Setuju atas perasaan-perasaan yang saya alami. Sayangnya, saya dan dia bagaimanapun memang tidak bisa bersama. Ada banyak faktor yang saya tidak bisa ungkapkan. Biarlah, hal ini hanya saya dan Allah yang tau :)

Pernah, saya mengatakan saya suka dia. Saya pernah confessed saya sayang dia, saya mencintai dia. Dan dia pun begitu. Tapi menurut saya, itu tidak bisa dikategorikan sebagai 'tembakan' untuk menyatakan menjadi pacar. Again and again, saya akui, saya jatuh cinta pada orang yang salah. Seandainya.......

Menyesal pun, tidak akan pernah ada hasilnya. Toh, sudah terjadi buat apa disesali?. Saya sudah tau konsekuensi mencintai seseorang, kita akan merasakan sensasi kebahagiaan yang luar biasa atau bahkan sebaliknya. Entah reaksi kimia apa yang terjadi dalam tubuh kita saat kita merasakan cinta. Secara saya bukanlah scientist dan saya malas mencari tau apa nama ilmiahnya.

Ya, itulah yang saya ingat terakhir kali saya mencintai seseorang dengan hati dan otak yang seirama. Meskipun pada akhirnya, tidak terjadi apa-apa diantara kita. 6 bulan yang lalu....

Kadang saya merindukan degup-degupan jantung yang menghentak dengan keras, seolah hampir terlepas dari tempatnya. Tangan dingin dan basah karena kegugupan bertemu seseorang yang dicinta. Perasaan-perasaan was-was kekhawatiran tentang seseorang, dan segala macam hal lainnya yang dialami seseorang jika sedang jatuh cinta. Tetap berkata "Aku belum ngantuk", padahal saya tau mata ini rasanya sudah tidak sanggup untuk membuka. Saya hanya tidak ingin percakapan kita terhenti. Atau sengaja tidak memasang alarm, karena saya tau seseorang akan menelpon saya dan menyapa dengan lembutnya "Good morning, Sweetheart. Wake up. Don't forget your breakfast and have a nice day. Love ya!" Iya, saya rindu hal-hal seperti itu.

November 2012,
Ada orang baru yang akhir-akhir ini selalu ada difikiran saya. Orang pertama yang dibenak saya saat saya terjaga ataupun ingin beranjak tidur. Berjalan, membaca, makan, atau bahkan melakukan aktivitas lainnya. Tapi anehnya, dia hanya ada di otak saya! Dia hanya berada di fikiran saya. Hati saya? Belum. Sepertinya hati saya sudah cukup trauma atau bahkan kaku untuk menerima orang baru. Hati saya pun sepertinya kembali belajar bagaimana seharusnya ia bersikap. Mungkin dikarenakan lamanya hati ini tidak terlatih untuk merasakan chemistry-chemistry seperti itu lagi.

Semoga setelah tulisan ini saya publish, saya bisa bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang tepat. Maka otak dan hati pun akan kembali berjalan dengan seirama. Langsung melamar pun sepertinya adalah ide yang menarik. Hahahaha. Ndasmu! :p

Regards,

-A

No comments: